Rohul Zero Titik Api Karhutla, Ini Strategi Polisi

Rohul Zero Titik Api Karhutla, Ini Strategi Polisi
Fiti Int/ Ilustarsi

UTUSANRIAU.CO - Musim kemarau dan cuaca terik setiap hari, berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau. Namun kabupaten Rokan Hulu (Rohul) nihil dari titik api karhutla.

Kapolres Rohul AKBP Budi Setiyono mengatakan pihaknya melakukan sejumlah straregi dalam pencegahan karhutla. Selain patroli rutin, TNI Polri dan sejumlah instansi terkait saling berkodinasi dalam sosialisasi ke masyarakat.

"Memasuki musim kemarau, potensi Karhutla bisa terjadi kapan saja, hendaknya diantisipasi serta komitmen maupun tanggung jawab bersama. Termasuk kerjasama seluruh elemen dan komponen masyarakat di Rohul," kata Budi kepada wartawan, pada Sabtu (20/5) malam.

Budi bersyukur daerah Rohul tidak terjadi karhutla hingga saat ini. Dia menyebutkan, karhutla tak hanya menjadi tugas tanggungjawab pemerintah daerah, Polri, TNI,  juga tanggungjawab bersama seluruh stakeholder dan masyarakat.

"Mari kita pertahankan wilayah Rohul zero titik api, tingkatkan sinergitas dalam upaya pencegahan dan penanganan karhutla," ujarnya.

Budi mengakui, karhutla di wilayah Rohul masih dapat dikendalikan. Hal itu berkat kerja keras dan sinergitas seluruh pihak. Sehingga karhutla di Rohul masih dapat dikendalikan.

"Namun, kita tidak bisa lengah, tetap waspada dan siaga. Untuk mempertahankan, hal tersebut, kita melakukan patroli rutin, Polres Rohul beserta polsek jajaran, TNI, camat, kades, lurah dan lainnya," kata Budi.

Budi menjelaskan, dalam konteks pencegahan, pihaknya melakukan apel gelar pasukan penanggulangan karhutla,  Pemda bersama Polres telah menggelar rapat koordinasi (Rakor) analisa dan evaluasi tingkat Kabupaten Rohul.

Selain itu, Polres Rohul juga membuka ruang diskusi dengan masyarakat lewat program Jumat Curhat Presisi rutin sekali sepekan. Dalam kesempatan itu, pihaknya menyosialisasikan antisipasi dan pencegahan karhutla.

"Kepada masyarakat dan jamaah masjid yang dikunjungi secara bergiliran, kami juga mengimbau bersama-sama menjaga wilayahnya agar tidak terjadi karhutla," tegas Budi. 

Budi menyanpaikan, berdasarkan informasi perkiraan cuaca dari BMKG, pada bulan Juni mendatang diprediksi akan terjadi musim kemarau panjang, puncaknya pada September dan diperkirakan Oktober sudah normal. 

Budi bersama anak buahnya intens melakukan mapping daerah rawan terjadinya karhutla. Bahkan, dia juga melakukan inventarisasi kekuatan personel gabungan dan peralatan untuk melakukan pemadaman serta pendingan karhutla.

Di samping itu, dia juga menggandeng dan meningkatkan koordinasi, komunikasi kerjasama secara proaktif dan kolaboratif dengan semua unsur terkait.

"Para kapolsek, camat dan danramil dibantu dengan Bhabinkamtibmas, babinsa, kades dan lurah serta MPA di 16 kecamatan melakukan upaya preemtif dan preventif dalam pencegahan dan penanganan karhutla Rohul," terangnya.

Budi mengajak anggotanya secara rutin melakukan pengecekan terhadap perlengkapan dan peralatan karhutla, di masing-masing polsek serta instansi terkait. Dia ingin memastikan ketersediaan embung dan kanal bloking pada areal perusahaan dan permukiman masyarakat untuk segera disiagakan.

"Sesuai instruksi Pak Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal supaya rutin menggelar Forum Group Diskusi (FGD) maupun rapat koordinasi, baik di Polres Rohul maupun tingkat kecamatan sampai tingkat desa," jelasnya. 

Tujuannya pelaksanaan itu untuk memastikan upaya pencegahan dan penanganan karhutla bisa siap siaga. Budi memastikan kemampuan personel dalam penanganan karhutla melalui bimtek dan pelatihan bersama. 

"Kita mengajak seluruh personil dan stakeholder lainnya untuk mengaktifkan aplikasi Dasbor Lancang Kuning serta melengkapi dengan foto kegiatan dengan timstam camera," paparnya.

Jika ada pelaku yang sengaja membuka lahan perkebunan hingga mengakibatkan terjadinya karhutla, Budi tak akan main-main dan menitindak tegas secara terukur melalui upaya penegakkan hukum terpadu baik individu dan koorporasi.

Selain itu untuk, kata Budi, juga untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dan rasa tanggungjawab terhadap wilayahnya. Polres Rohul mendorong kepala desa dan lurah untuk membentuk "Kampung Bebas Api".

Dengan adanya Kampung Bebas Api, ada rasa tanggungjawab menjaga wilayahnya. Ini dinilai sangat efektif untuk pencegahan dan penanggulangan karhutla di Rohul.

"Polda Riau mengadakan lomba Kampung Bebas Api, untuk mendorong semua aparat dan masyarakat di pedesaan agar mencegah terjadinya karhutla di sekitarnya," pungkas Budi. **mcr

Berita Lainnya

Index