Menurut Kamsol, drainase yang ada tidak bisa diperlebar dan diperbesar karena terhukum dengan kondisi pemukiman dan bangunan yang cukup padat.
"Hal ini disebabkan dulunya dalam membangun kota ini, drainase tidak direncanakan dengan baik, bahkan ada bangunan yang berada diatas drainase serta menjadi teras rumah warga, dan juga ada depan halaman ruko yang drainasenya sudah tertutup semen rapat," jelas Kamsol.
Lebih lanjut Kamsol mengatakan, langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi banjir, yakni membuat Short Cut, artinya mengurai debit air agar tidak menumpuk dan menjadi genangan banjir saat curah hujan tinggi.
"Untuk membuat Short Cut itu memerlukan biaya yang cukup besar, dan baru bisa dianggarkan pada tahun 2023. Kemungkinan hanya 2 Short Cut yang bisa dibangun, tapi ini juga masih dalam pembahasan, karena anggarannya mencapai belasan Milyar," ujar Kamsol.
Selain itu, Kata Kamsol, Pemkab Kampar juga akan membuat gorong-gorong guna mengalirkan air ke Sungai Kampar, aliran Short Cut nya juga cukup panjang, karena tidak bisa diambil lurus lagi, akibat terhukum dengan kondisi bangunan-bangunan yang ada di kota Bangkinang.
Kamsol juga menyampaikan, bahwa selama dua kali hujan deras, dirinya turun ke lapangan guna memastikan kondisi dimana tepatnya Short Cut akan dibangun, serta aliran-aliran drainase mana yang masih kurang lancar.
"Baru dapat dua titik, dan kita akan memastikan lagi dari hulunya untuk mencari solusi tepat dan akurat," tutur Kamsol.
Untuk Jangka Panjang, sambung Kamsol, akan dibuat masterplan pengendalian banjir di kota Bangkinang, sehingga proses pembangunannya bisa terintegrasi seperti pembangunan canal dan terowongan.
"Dan untuk membangun itu biayanya juga sangat besar, tapi setidaknya kita sudah punya perencanaan dan konsep yang matang," pungkas Kamsol. **
Sumber: Kompaspos.com