Dalam upaya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, APRIL2030 juga berkomitmen untuk mencapai net zero emission dalam jangka panjang. Untuk itu, perusahaan mengintegrasikan praktik pertanian dan kehutanan berkelanjutan, termasuk agroforestry dan penggunaan varietas tanaman yang lebih efisien dalam menyerap karbon. Program monitoring karbon yang terstandarisasi turut diterapkan untuk menghitung, melaporkan, dan memverifikasi emisi serta penyerapan karbon dari seluruh aktivitas operasional dan restorasi lahan. Pendekatan ini memperkuat kontribusi APRIL terhadap pencapaian target iklim nasional (NDC Indonesia) dan komitmen global dalam Kesepakatan Paris.
Dari sisi sosial, strategi inklusi dalam APRIL2030 didesain untuk memperkuat ketahanan ekonomi komunitas lokal melalui skema community development yang berbasis potensi daerah. Program kewirausahaan berbasis sumber daya lokal, seperti pengembangan ekowisata, kerajinan tangan, dan pengolahan hasil hutan bukan kayu, memberikan peluang pendapatan alternatif bagi masyarakat. Selain itu, pelatihan keterampilan kerja dan kemitraan ekonomi telah mendorong peningkatan peran generasi muda dan perempuan dalam pembangunan desa, menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan dan berbasis partisipasi.
Keberhasilan APRIL2030 juga tidak lepas dari kolaborasi multipihak yang melibatkan pemerintah, organisasi non-pemerintah, akademisi, serta komunitas lokal. Pendekatan kolaboratif ini menjadi landasan penting dalam menjawab kompleksitas tantangan pembangunan berkelanjutan di tingkat lanskap. Melalui forum-forum dialog dan platform kemitraan, perusahaan berupaya membangun konsensus, memperkuat akuntabilitas, dan meningkatkan transfer pengetahuan serta inovasi. Dengan model kolaboratif ini, APRIL2030 tidak hanya menjadi kerangka kerja internal perusahaan, tetapi juga menjadi contoh model tata kelola keberlanjutan yang dapat direplikasi secara lebih luas.
