SFMP 2.0 dan APRIL2030: Tantangan dan Pembelajaran
Meskipun berbagai kemajuan telah dicapai, implementasi SFMP 2.0 dan APRIL2030 tidak terlepas dari tantangan. Di antaranya adalah koordinasi lintas sektor dalam tata kelola lanskap, keterbatasan data ekosistem di
tingkat tapak, dan resistensi awal dari sebagian masyarakat terhadap pendekatan baru perusahaan. Namun, perusahaan mengatasinya melalui dialog multipihak, kolaborasi dengan LSM dan akademisi, serta peningkatan kapasitas internal dan eksternal dalam pemantauan dan evaluasi.
Pembelajaran penting dari praktik ini adalah bahwa keberhasilan pengelolaan hutan berkelanjutan tidak semata-mata bergantung pada kebijakan tertulis, tetapi pada komitmen jangka panjang, konsistensi pelaksanaan, transparansi data, serta pelibatan aktif seluruh pemangku kepentingan. Pendekatan kolaboratif yang diterapkan oleh PT RAPP dan APRIL Group menunjukkan bahwa transformasi industri menuju keberlanjutan adalah mungkin, bahkan di sektor yang selama ini kerap dikaitkan dengan tekanan terhadap lingkungan.
Salah satu tantangan krusial lainnya adalah menjaga keseimbangan antara produktivitas ekonomi dan perlindungan lingkungan dalam jangka panjang. Di tengah dinamika pasar global dan tekanan terhadap efisiensi produksi, ada risiko bahwa komitmen keberlanjutan dapat tergeser oleh kepentingan jangka pendek. Oleh karena itu, integrasi prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam proses bisnis inti—termasuk dalam perencanaan strategis, penganggaran, dan penilaian risiko—menjadi langkah penting agar inisiatif seperti SFMP 2.0 dan APRIL2030 tetap relevan dan berkelanjutan di tengah perubahan eksternal.

Ket Foto : Foto: Komitmen dan Target APRIL2030 yang disusun dengan cermat dan matang. Sumber foto :aprilisia.com
